PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DALAM KELUARGA
A. Pengertian Bimbingan
Konseling dalam Keluarga
Bimbingan
dalam keluarga adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu
secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang
telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat
memahami dirinya, lingkungan keluarganya serta dapat mengarahkan diri dengan
baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan
potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
masyarakat, khususnya untuk kesejahteraan keluarganya.
Sedangkan
definisi bimbingan konseling keluarga menurut para hali lainnya :
1.
Proses upaya
bantuan yang diberikan kepada individu sebagai anggota keluarga, baik dalam
mengaktualisasikan potensinya, maupun dalam mengantisipasi serta mengatasi
masalah yang dihadapinya, yang dilakukan melalui pendekatan sistem.
2.
Suatu proses
interakif untuk membantu keluarga dalam mencapai keseimbangan, dimana setiap
anggota keluarga memperoleh pencapaian kebahagiaan secara utuh.
B. Latar Belakang Pentingnya
Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1.
Sumber
penyebab masalah yang muncul pada seseorang / individu, cenderung berasal dari
keluarga.
2.
Sakitnya
seorang anggota keluarga (secara psikis), cenderung bukanlah disebabkan oleh
dirinya sendiri, namun karena interaksi dengan anggota keluarga lainnya sebagai
sistem keluarga yang telah terganggu.
3.
Terjadinya maladjusted pada
seseorang dalam keluarga, akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
4.
Hubungan
diantara kedua orang tua, sangat mempengaruhi terhadap hubungan antara anggota
keluarga sebagai sistem.
C. Fungsi dan Manfaat Bimbingan
Konseling dalam Keluarga
1.
Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi
bimbingan yang membantu klien agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
Berdasarkan pemahaman ini, diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya
secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstrukti.
2. Fungsi
Preventif
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh klien. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada klien tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya
3. Fungsi
Pengembangan
Yaitu fungsi
bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.Konselor
senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan klien. Konselor secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi
atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu klien mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
4. Fungsi
Perbaikan (Penyembuhan)
Yaitu fungsi
bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya
pemberian bantuan kepada klien yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
5. Fungsi
Penyaluran
Yaitu fungsi
bimbingan dalam membantu klien memilih kegiatan, atau program apa dalam
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga.
6. Fungsi
Adaptasi
Yaitu fungsi
membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf,
konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap
latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa).
Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor
dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam
memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kecepatan siswa.
7. Fungsi
Penyesuaian
Yaitu fungsi
bimbingan dalam membantu klien agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Sedangkan manfaat pelaksanaan bimbingan
konseling dalam keluarga adalah :
1. Menurunkan
bahkan menghilangkan stres dalam diri anggota keluarga.
2. Membuat diri
lebih baik, tenang, nyaman, dan bahagia.
3. Lebih memahami
diri sendiri dan orang lain khususnya anggota keluarga yang lain.
4. Merasakan
kepuasan dalam hidup.
5. Mendorong
perkembangan personal.
6. Membangkitkan
motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, berkarakter, dan percaya
diri.
7. Anggota keluarga lebih merasa dirinya dipedulikan dan
diperhatikan serta lebih dihargai peranannya dalam keluarga.
8. Lebih
menghargai makna dan hakikat kehidupan dan menerima semua kenyataan yang
terjadi dalam kehidupannya.
9. Mengurangi
bahkan menghilangkan konfilik/tekanan batin yang bergejolak dalam diri individu
dan dalam keluarga tersebut.
10.
Meningkatkan hubungan yang lebih efektif
dengan anggota keluarga yang lain bahkan dengan orang lain diluar keluarganya.
D. Tujuan Bimbingan Konseling dalam
Keluarga
Tujuan dari
konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan yang bersifat profesional
yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa
dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
2. Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan
bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat
memberikan pengaruh, baik pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan
anggota keluarga yang lain.
3. Upaya melaksanakan konseling keluarga kepada anggota
keluarga dapat mengupayakan tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam
kehidupan berumah tangga.
4. Mengembangkan rasa penghargaan diri dari
seluruh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain.
5. Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik
agar fungsi keluarga menjadi maksimal.
6. Membantu individu keluarga yang dalam keadaan sadar
tentang kondisi dirinya yang bermasalah, untuk mencapai pemahaman yang lebih
baik tentang dirinya sendiri dan nasibnya sehubungan dengan kehidupan
keluarganya.
E. Pentingnya Bimbingan Konseling dalam
Keluarga
Bimbingan
konseling memiliki arti penting untuk dilaksanakan karena alasa berikut :
1.
Makin
kompleksnya permasallahan pada keluarga modern.
2.
Adanya
perbedaan iindividual antara suami-iisteri serta anggota keluarga yang
mengakibatkan ttimbulnya permasalahan dalam keluarga.
3.
Makin
meningkatnya kebutuhan manusia sementara sumber pemenuhan terbatas.
4.
Adanya
perkembangan iindividu akibat pengaruh lluar yang berdampak bagi
perilaku manusia dalam keluarga.
F. Pihak – pihak yang Melaksanakan
Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Pihak –
pihak yang melaksanakan bimbingan dalam keluarga adalah orang yang paling
mengerti dan memahami karakter anggota keluarga. Adapun pihak – pihak yang
dapat melaksanakan bimbingan dan konseling dalam keluarga, diantaranya :
1. Ayah/ibu
(suami/istri)
Ayah/ibu adalah tumpuan utama keluarga, tanpa adanya
ayah dan ibu suatu keluarga tidak mungkin terbentuk. Ayah dan ibu adalah unit
utama yang dapat mempengaruhi perilaku anaknya.
2. Paman/bibi
Paman/bibi ini adalah kerabat dari pihak ayah maupun
ibu. Peran paman/bibi hampir sama dengan peran orang tua, walaupun terkadang
terdapat perbedaan diantaranya.
3. Kakek/nenek
Kakek/nenek adalah pihak yang juga memiliki peranan
penting dalam melaksanakan bimbingan,
karena anak pada umumnya lebih dekat kepada kakek/nenek dibandingkan ayah/ibu,
terutama ayah/ibu yang sibuk dengan karirnya.
4. Kerabat
dekat
Kerabat
dekat ini biasanya lebih dikenal dengan sepupu. Anggota keluarga bisanya lebih
suka mencurahkan isi hatinya kepada sepupu karena biasanya sepupu memiliki
umur/sebaya dengan mereka, yang dianggap lebih memahami kondisi anggota
keluarga tersebut.
5. Mertua
Mertua berasal dari ayah/ibu pihak suami/istri.
Walaupun ada anggapan ‘mertua galak’ namun tidak semuanya seperti itu. Mungkin
saja mertua dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah di keluarga anda
karena lebih memahami karakter menantu/anaknya sendiri.
6. Konselor
diluar keluarga
Konselor diluar keluarga adalah orang ahli
yang didatangkan di luar sistem keluarga namun telah dipercaya oleh keluarga tersebu untuk
membantu menyelesaikan problematika yang terjadi didalam keluarganya.
G. Bentuk Bimbingan
Konseling Keluarga
Kecenderungan
pelaksanaan konseling keluarga adalah sebagai berikut :
1.
Memandang
klien sebagai pribadi dalam konteks sistem keluarga. Klien merupakan bagian
dari sistem keluarga, sehingga masalah yang dialami dan pemecahannya tidak
dapat mengesampingkan peran keluarga.
2.
Berfokus
pada saat ini, yaitu apa yang diatasi dalam konseling keluarga adalah
masalah-masalah yang dihadapi klien pada kehidupan saat ini, bukan kehidupan
yang masa lampaunya. Oleh karena itu, masalah yang diselesaikan bukan
pertumbuhan personal yang bersifat jangka panjang.
Bentuk
konseling keluarga dapat terdiri dari ayah, ibu, dan anak sebagai bentuk
konvensionalnya.
H. Jenis Layanan Bimbingan Konseling
dalam Keluarga
1. Layanan
Orientasi
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan
yang baru dimasukinya, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien di
lingkungan yang baru itu.
2. Layanan
Informasi
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami
berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan klien.
3. Layanan
Penempatan dan penyaluran
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan
dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya.
4. Layanan
pembelajaran
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan
kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya.
5. Layanan
Konseling Individual
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien mendapatkan layanan
langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka
pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
6. Layanan
Bimbingan Kelompok
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu
dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang
berguna untuk menunjang untuk pemahaman dan kehidupannya mereka
sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dan/atau tindakan tertentu.
7. Layanan
Konseling Kelompok
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh kesempatan
untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok.
8. Layanan
Keagamaan dan Pembinaan Akhlak
Selain hal –
hal diatas layanan keagaamaan dan pembinaan akhlak merupakan hal yang
terpenting diberikan kepada individu khususnya anggota keluarga. Karena
terbentuknya keluarga yang dinamis dan harmonis berlandaskan pada tiang agama.
Dengan adanya pembinaan akhlak, individu selaku anggota keluarga dapat
mengetahui bagaimana akhlak untuk berinteraksi dengan orang lain yang lebih tua
maupun yang lebih muda.
I. Jenis – jenis Bimbingan
Konseling dalam Keluarga
Jenis
bimbingan konseling yang biasanya dilakukan didalam keluarga diantaranya :
1. Bimbingan
Belajar
Bimbingan
belajar merupakan proses untuk membantu anak mengatasi kesulitan belajarnya.
Orang tua dalam hal ini berperan mengajarkan dan membimbing, bukan mengerjakan
tugas si anak.
2. Bimbingan
Ibadah/Agama
Dengan
adanya bimbingan ini, anggota keluarga dapat mengenal agamanya sendiri, kaidah
ataupun ajaran yang berlaku dalam agamanya sehingga memungkinkan untuk lebih
mendekatkan diri kepada yang kuasa.
3. Bimbingan
Akhlak
Perkataan
akhlak dari bahasa arab, jamak dari khuluk, secara lugowi diartikan tingkah
laku untuk kepribadian. Akhlak diartikan budi pekerti, perangi, tingkah laku,
atau tabiat. Untuk mendapatkan definisi yang jelas di bawah ini penulis akan
kemukakan beberapa pendapat diantaranya: Ahmad Amin (Moh. Rifai, 1987: 41)
mengemukakan bahwa “akhlak yang dibiasakan, artinya bahwa kehendak itu bila
membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.
Secara umum bahwa akhlak dapat disamakan dengan budi
pekerti, perangai atau kepribadian dari hal tersebut setiap individu berangkat
dalam mempertahankan jati diri dari kesewenangan-wenangan individu lainnya,
akhlak dapat mencerminkan kepribadian sekaligus dapat menggambarkan
karakteristik untuk senantiasa dibina demi mempertahankan citra diri dan
keluarga serta masyarakat sekitarnya. Seorang individu mempunyai akhlak,
awalnya adalah hasil dari bimbingan orang tuanya dalam lingkungan keluarga,
pengaruh yang tidak sengaja akan dapat diperoleh melalui Pengamatan panca
indera, yang tidak disadari masuk dalam pribadi anak atau individu.
4. Bimbingan
Orientasi
Bimbingan orientasi ini dimaksudkan untuk
memberi arah atau gambaran kepada anggota keluarga dalam kehidupan. Misalnya
membimbing anak dalam mencapai cita – cita dan keinginannya.
5. Bimbingan
Konseling Penyelesaian Masalah
Jika anggota
keluarga mengalami masalah, jangan memarahinya. Karena hal ini akan memperburuk
keadaan. Usahakan untuk membantu anggota keluarga mencari jalan keluar dari masalah
yang sedang dihadapinya.
6. Bimbingan
Keterampilan Hidup
Bimbingan
keterampilan hidup (lifeskillscounseling) disebut juga lifeskills
helping (LSH) atau lifeskills therapymerupakan “suatu
pendekatan yang integratif untuk membantu klien agar mampu mengembangkan
keterampilan membantu dirinya sendiri (self-helping)”.
Kata “skills”
berkenaan dengan (1) wilayah (areas) keterampilan, seperti keterampilan
Sementara keterampilan hidup diartikan sebagai sikap dan kemampuan untuk
menghadapi berbagai problema kehidupan secara wajar, proaktif dan kreatif menemukan
solusinya.
J. Teknik Konseling Keluarga
Dalam
konseling, di samping menggunakan teknik-teknik umum, dalam hal-hal tertentu
dapat menggunakan teknik-teknik khusus.
1. Latihan
Asertif
Teknik ini
digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri
bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Latihan ini terutama berguna di
antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan
tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon
posistif lainnya.
2. Desensitisasi
Sistematis
Desensitisasi
sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang memfokukskan bantuan
untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan
klien untuk rileks.
3. Pengkondisian
Aversi
Teknik ini
dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang
disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut..
4. Pembentukan
Perilaku Model
Teknik ini
dapat digunakan untuk membentuk Perilaku baru pada klien, dan memperkuat
perilaku yang sudah terbentuk
6. Latihan
Saya Bertanggung Jawab
Merupakan
teknik yang dimaksudkan untuk membantu klien agar mengakui dan menerima
perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya itu kepada orang
lain.
7. Bermain
Proyeksi
Proyeksi
yaitu memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri
tidak mau melihat atau menerimanya. Mengingkari perasaan-perasaan sendiri
dengan cara memantulkannya kepada orang lain.
K. Tata Cara Pelaksanaan Bimbingan
Konseling dalam Keluarga
Adapun tata
cara pelaksanaan bimbingan dalam keluarga, diantaranya :
1.
Kenali
pribadi individu terlebih dahulu, kenali karakter dan masalah – masalah yang
sedang dihadapi individu (anggota keluarga) tersebut.
2.
Lakukan
pendekatan, dengan pendekatan dan mendengar keluh kesah anggota tersebut ia
mungkin akan merasa lebih aman untuk mencurahkan isi hatinya.
3.
Beri selang
waktu agar anggota keluarga tersebut memiliki waktu luang yang tepat untuk
menceritakan masalah/petentangan batinnya.
4.
Ciptakan
suasana yang senyaman (kondusif) mungkin bagi individu, atau anda dapat
menggunakan ruangan khusus yang diberikan aroma terapi.
5.
Hindari
emosi dan rasa curiga serta rasa ingin tahu yang berlebihan. Terkadang orang
merasa jengkel jika seseorang ingin tahu apa saja yang terjadi dalam dirinya
secara berlebihan dan memaksakan.
6.
Jika
individu/anggota keluarga tersebut membutuhkan nasihat atau kritik yang
membangun maka berilah. Namun jangan berlebihan sehingga terkesan menggurui.
7.
Berikan
motivasi dan bangkitkan rasa percaya dirinya dengan memberikan contoh yang
dapat menjadi teladan.
8.
Sedapat
mungkin bantulah ia mencari solusi/jalan keluar bagi masalah yang dihadapinya.
9.
Berikan
pujian jika hal ini memang dibutuhkan.
10. Gunakan media yang dapat membantu anda untuk
memberikan arahan agar individu dapat memecahkan masalahnya.
11. Konsultasi dengan pihak – pihak terkait atau
orang yang lebih ahli dalam menangani individu tersebut.
12. Rahasiakan masalah/konflik yang terjadi dalam diri
individu/anggota keluarga tersebut.
13. Bimbingan tidak dapat dilakukan dengan jalan pintas
atau backstreet dan ditinggalkan begitu saja, tapi harus
dilakukan secara berkala.
L. Peranan Agama dalam Bimbingan
Konseling Keluarga
Agama
merupakan landasan dasar terbentuknya keluarga yang sakinah. Agama juga yang
mengatur tentang kosep kehidupan berkeluarga. Pendidikan agama harus
dimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil. Pendidikan tidak hanya
berarti memberi pelajaran agama kepada anak-anak yang belum lagi mengerti dan
dapat menangkap pengertian-pengertian yang abstrak. Akan tetapi yang terpokok
adalah penanaman jiwa percaya kepada Tuhan, membiasakan mematuhi dan menjaga
nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama.
DAFTAR
PUSTAKA
Ifdil . 2007. Kerangka Konseptual Konseling Pemuda dan Keluarga. [Online]. Tersedia :http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=95&Itemid=104