Kamis, 20 Desember 2012



PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DALAM KELUARGA

A.    Pengertian Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Bimbingan dalam keluarga adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungan keluarganya serta dapat mengarahkan diri dengan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat, khususnya untuk kesejahteraan keluarganya.
Sedangkan definisi bimbingan konseling keluarga menurut para hali lainnya :
1.      Proses upaya bantuan yang diberikan kepada individu sebagai anggota keluarga, baik dalam mengaktualisasikan potensinya, maupun dalam mengantisipasi serta mengatasi masalah yang dihadapinya, yang dilakukan melalui pendekatan sistem.
2.      Suatu proses interakif untuk membantu keluarga dalam mencapai keseimbangan, dimana setiap anggota keluarga memperoleh pencapaian kebahagiaan secara utuh.
B.   Latar Belakang Pentingnya Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1.        Sumber penyebab masalah yang muncul pada seseorang / individu, cenderung berasal dari keluarga.
2.        Sakitnya seorang anggota keluarga (secara psikis), cenderung bukanlah disebabkan oleh dirinya sendiri, namun karena interaksi dengan anggota keluarga lainnya sebagai sistem   keluarga yang telah terganggu.
3.        Terjadinya maladjusted pada seseorang dalam keluarga, akan berpengaruh terhadap    anggota keluarga lainnya.
4.         Hubungan diantara kedua orang tua, sangat mempengaruhi terhadap hubungan antara anggota keluarga sebagai sistem.

C.   Fungsi dan Manfaat Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1.  Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan yang membantu klien agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstrukti.
2.  Fungsi Preventif
                       Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh klien. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada klien tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya
3.   Fungsi Pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan klien. Konselor secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu klien mencapai tugas-tugas perkembangannya.
4.    Fungsi Perbaikan (Penyembuhan)
Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada klien yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
5.   Fungsi Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu klien memilih kegiatan, atau program apa dalam memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga.
6.    Fungsi Adaptasi
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf,  konselor, dan guru  untuk menyesuaikan  program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan  siswa.
7.   Fungsi Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu klien agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
      Sedangkan manfaat pelaksanaan bimbingan konseling dalam keluarga adalah :
1.     Menurunkan bahkan menghilangkan stres dalam diri anggota keluarga.
2.     Membuat diri lebih baik, tenang, nyaman, dan bahagia.
3.     Lebih memahami diri sendiri dan orang lain khususnya anggota keluarga yang lain.
4.     Merasakan kepuasan dalam hidup.
5.     Mendorong perkembangan personal.
6.     Membangkitkan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, berkarakter, dan percaya diri.
7.    Anggota keluarga lebih merasa dirinya dipedulikan dan diperhatikan serta lebih dihargai peranannya dalam  keluarga.
8.     Lebih menghargai makna dan hakikat kehidupan dan menerima semua kenyataan yang terjadi dalam kehidupannya.
9.     Mengurangi bahkan menghilangkan konfilik/tekanan batin yang bergejolak dalam diri individu dan dalam keluarga tersebut.
10.                         Meningkatkan hubungan yang lebih efektif dengan anggota keluarga yang lain bahkan dengan orang lain diluar keluarganya.

D.   Tujuan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Tujuan dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.      Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
2.      Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh, baik pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
3.      Upaya melaksanakan konseling keluarga kepada anggota keluarga dapat mengupayakan tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga.
4.        Mengembangkan rasa penghargaan diri dari seluruh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain.
5.      Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga menjadi maksimal.
6.      Membantu individu keluarga yang dalam keadaan sadar tentang kondisi dirinya yang bermasalah, untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri dan nasibnya sehubungan dengan kehidupan keluarganya.


E.   Pentingnya Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Bimbingan konseling memiliki arti penting untuk dilaksanakan karena alasa berikut :
1.          Makin kompleksnya permasallahan pada keluarga modern.
2.          Adanya perbedaan iindividual antara suami-iisteri serta anggota keluarga yang mengakibatkan ttimbulnya permasalahan dalam keluarga.
3.           Makin meningkatnya kebutuhan manusia sementara sumber pemenuhan terbatas.
4.          Adanya perkembangan iindividu akibat pengaruh lluar yang berdampak bagi perilaku manusia dalam keluarga.

F.  Pihak – pihak yang Melaksanakan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Pihak – pihak yang melaksanakan bimbingan dalam keluarga adalah orang yang paling mengerti dan memahami karakter anggota keluarga. Adapun pihak – pihak yang dapat melaksanakan bimbingan dan konseling dalam keluarga, diantaranya :
1.  Ayah/ibu (suami/istri)
Ayah/ibu adalah tumpuan utama keluarga, tanpa adanya ayah dan ibu suatu keluarga tidak mungkin terbentuk. Ayah dan ibu adalah unit utama yang dapat mempengaruhi perilaku anaknya.
2.  Paman/bibi
Paman/bibi ini adalah kerabat dari pihak ayah maupun ibu. Peran paman/bibi hampir sama dengan peran orang tua, walaupun terkadang terdapat perbedaan diantaranya.
3.  Kakek/nenek
Kakek/nenek adalah pihak yang juga memiliki peranan penting dalam melaksanakan  bimbingan, karena anak pada umumnya lebih dekat kepada kakek/nenek dibandingkan ayah/ibu, terutama ayah/ibu yang sibuk dengan karirnya.
4.  Kerabat dekat
     Kerabat dekat ini biasanya lebih dikenal dengan sepupu. Anggota keluarga bisanya lebih suka mencurahkan isi hatinya kepada sepupu karena biasanya sepupu memiliki umur/sebaya dengan mereka, yang dianggap lebih memahami kondisi anggota keluarga tersebut.
5.  Mertua
Mertua berasal dari ayah/ibu pihak suami/istri. Walaupun ada anggapan ‘mertua galak’ namun tidak semuanya seperti itu. Mungkin saja mertua dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah di keluarga anda karena lebih memahami karakter menantu/anaknya sendiri.
6.  Konselor diluar keluarga
     Konselor diluar keluarga adalah orang ahli yang didatangkan di luar sistem keluarga namun  telah dipercaya oleh keluarga tersebu untuk membantu menyelesaikan problematika yang terjadi didalam keluarganya.

G.   Bentuk Bimbingan Konseling  Keluarga
Kecenderungan pelaksanaan konseling keluarga adalah sebagai berikut :
1.      Memandang klien sebagai pribadi dalam konteks sistem keluarga. Klien merupakan bagian dari sistem keluarga, sehingga masalah yang dialami dan pemecahannya tidak dapat mengesampingkan peran keluarga.
2.      Berfokus pada saat ini, yaitu apa yang diatasi dalam konseling keluarga adalah masalah-masalah yang dihadapi klien pada kehidupan saat ini, bukan kehidupan yang masa lampaunya. Oleh karena itu, masalah yang diselesaikan bukan pertumbuhan personal yang bersifat jangka panjang.
Bentuk konseling keluarga dapat terdiri dari ayah, ibu, dan anak sebagai bentuk konvensionalnya.


H.   Jenis Layanan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
1.  Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien di lingkungan yang baru itu.
2.  Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
3.  Layanan Penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya.
4.  Layanan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
5.  Layanan Konseling Individual
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
6.   Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang untuk  pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.
7.  Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
8.  Layanan Keagamaan dan Pembinaan Akhlak
Selain hal – hal diatas layanan keagaamaan dan pembinaan akhlak merupakan hal yang terpenting diberikan kepada individu khususnya anggota keluarga. Karena terbentuknya keluarga yang dinamis dan harmonis berlandaskan pada tiang agama. Dengan adanya pembinaan akhlak, individu selaku anggota keluarga dapat mengetahui bagaimana akhlak untuk berinteraksi dengan orang lain yang lebih tua maupun yang lebih muda.

I.    Jenis – jenis Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Jenis bimbingan konseling yang biasanya dilakukan didalam keluarga diantaranya :
1.  Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan proses untuk membantu anak mengatasi kesulitan belajarnya. Orang tua dalam hal ini berperan mengajarkan dan membimbing, bukan mengerjakan tugas si anak.
2.  Bimbingan Ibadah/Agama
Dengan adanya bimbingan ini, anggota keluarga dapat mengenal agamanya sendiri, kaidah ataupun ajaran yang berlaku dalam agamanya sehingga memungkinkan untuk lebih mendekatkan diri kepada yang kuasa.
3.  Bimbingan Akhlak
Perkataan akhlak dari bahasa arab, jamak dari khuluk, secara lugowi diartikan tingkah laku untuk kepribadian. Akhlak diartikan budi pekerti, perangi, tingkah laku, atau tabiat. Untuk mendapatkan definisi yang jelas di bawah ini penulis akan kemukakan beberapa pendapat diantaranya: Ahmad Amin (Moh. Rifai, 1987: 41) mengemukakan bahwa “akhlak yang dibiasakan, artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.
Secara umum bahwa akhlak dapat disamakan dengan budi pekerti, perangai atau kepribadian dari hal tersebut setiap individu berangkat dalam mempertahankan jati diri dari kesewenangan-wenangan individu lainnya, akhlak dapat mencerminkan kepribadian sekaligus dapat menggambarkan karakteristik untuk senantiasa dibina demi mempertahankan citra diri dan keluarga serta masyarakat sekitarnya. Seorang individu mempunyai akhlak, awalnya adalah hasil dari bimbingan orang tuanya dalam lingkungan keluarga, pengaruh yang tidak sengaja akan dapat diperoleh melalui Pengamatan panca indera, yang tidak disadari masuk dalam pribadi anak atau individu.

4.  Bimbingan Orientasi
 Bimbingan orientasi ini dimaksudkan untuk memberi arah atau gambaran kepada anggota keluarga dalam kehidupan. Misalnya membimbing anak dalam mencapai cita – cita dan keinginannya.
5.  Bimbingan Konseling Penyelesaian Masalah
Jika anggota keluarga mengalami masalah, jangan memarahinya. Karena hal ini akan memperburuk keadaan. Usahakan untuk membantu anggota keluarga mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.
6.  Bimbingan Keterampilan Hidup
Bimbingan keterampilan hidup (lifeskillscounseling) disebut juga lifeskills helping (LSH) atau lifeskills therapymerupakan “suatu pendekatan yang integratif untuk membantu klien agar mampu mengembangkan keterampilan membantu dirinya sendiri (self-helping)”.
Kata “skills” berkenaan dengan (1) wilayah (areas) keterampilan, seperti keterampilan Sementara keterampilan hidup diartikan sebagai sikap dan kemampuan untuk menghadapi berbagai problema kehidupan secara wajar, proaktif dan kreatif menemukan solusinya.
J.  Teknik Konseling Keluarga
Dalam konseling, di samping menggunakan teknik-teknik umum, dalam hal-hal tertentu dapat menggunakan teknik-teknik khusus.
1.  Latihan Asertif
Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Latihan ini terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya.
2.  Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang memfokukskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks.
3.  Pengkondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut..
4.  Pembentukan Perilaku Model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk Perilaku baru pada klien, dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk
6.  Latihan Saya Bertanggung Jawab
Merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya itu kepada orang lain.
7.  Bermain Proyeksi
Proyeksi yaitu memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya. Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulkannya kepada orang lain.

K.   Tata Cara Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Adapun tata cara pelaksanaan bimbingan dalam keluarga, diantaranya :
1.         Kenali pribadi individu terlebih dahulu, kenali karakter dan masalah – masalah yang sedang dihadapi individu (anggota keluarga) tersebut.
2.           Lakukan pendekatan, dengan pendekatan dan mendengar keluh kesah anggota tersebut ia mungkin akan merasa lebih aman untuk mencurahkan isi hatinya.
3.         Beri selang waktu agar anggota keluarga tersebut memiliki waktu luang yang tepat untuk menceritakan masalah/petentangan batinnya.
4.         Ciptakan suasana yang senyaman (kondusif) mungkin bagi individu, atau anda dapat menggunakan ruangan khusus yang diberikan aroma terapi.
5.         Hindari emosi dan rasa curiga serta rasa ingin tahu yang berlebihan. Terkadang orang merasa jengkel jika seseorang ingin tahu apa saja yang terjadi dalam dirinya secara berlebihan dan memaksakan.
6.         Jika individu/anggota keluarga tersebut membutuhkan nasihat atau kritik yang membangun maka berilah. Namun jangan berlebihan sehingga terkesan menggurui.
7.          Berikan motivasi dan bangkitkan rasa percaya dirinya dengan memberikan contoh yang dapat menjadi teladan.
8.         Sedapat mungkin bantulah ia mencari solusi/jalan keluar bagi masalah yang dihadapinya.
9.         Berikan pujian jika hal ini memang dibutuhkan.
10.     Gunakan media yang dapat membantu anda untuk memberikan arahan agar individu dapat memecahkan masalahnya.
11.      Konsultasi dengan pihak – pihak terkait atau orang yang lebih ahli dalam menangani individu tersebut.
12.     Rahasiakan masalah/konflik yang terjadi dalam diri individu/anggota keluarga tersebut.
13.     Bimbingan tidak dapat dilakukan dengan jalan pintas atau backstreet dan ditinggalkan begitu saja, tapi harus dilakukan secara berkala.

L.   Peranan Agama dalam Bimbingan Konseling Keluarga
Agama merupakan landasan dasar terbentuknya keluarga yang sakinah. Agama juga yang mengatur tentang kosep kehidupan berkeluarga. Pendidikan agama harus dimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil. Pendidikan tidak hanya berarti memberi pelajaran agama kepada anak-anak yang belum lagi mengerti dan dapat menangkap pengertian-pengertian yang abstrak. Akan tetapi yang terpokok adalah penanaman jiwa percaya kepada Tuhan, membiasakan mematuhi dan menjaga nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama.

















DAFTAR PUSTAKA


Ifdil  . 2007. Kerangka Konseptual Konseling Pemuda dan Keluarga. [Online]. Tersedia :http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=95&Itemid=104



Selasa, 18 Desember 2012


BAB I
PENDAHULUAN

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar .
Dalam hal ini penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran / satuan layanan di buat agar mempermudah para guru-guru BK dalam melaksanakan kegiatannya yang sudah tersusun dengan baik serta terencana.
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau Satuan Layanan (RPP/SATLAN) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Agar  proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Oleh karena itu, melalui tulisan yang sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang apa dan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas dari mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya..


BAB II
PEMBAHASAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN / SATUAN LAYANAN

A.    Pengertian Rpp/Satuan Layanan

                 Rencana pelaksanaan pembelajaran / Satuan Layanan (RPP/SATLAN) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali  pertemuan atau lebih.
Pengertian Satlan adalah  (1) Perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. (2) Rencana yang mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dlam silabus. (3) Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. (4) RPP / Satauan Layanan disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

B.     Prinsipn Pengembangan RPP / Satuan Layanan
1.      Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP / Satuan Layanan
a.       Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
b.      Mendorong partisipasi aktif peserta didik
c.       Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses pembelajaran
d.      Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
e.       Keterkaitan dan keterpaduan
f.       Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
2.      Tujuan Dan Manfaat.
Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator.
a.   Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek
b.      Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa
c.       Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect

C.     Penyusunan RPP / Satuan Layanan
a.       Pengembangan Tujuan Pembelajaran
Pengertian Tujuan Pembelajaran     
Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.      Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam situasi bermain peran.
2.    Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.
3.    ujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasi pembelajaran, dan juga menjadi landasan untuk menentukan  isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan isi dan metode itu selanjutnya ditentukan kendisi-kondisi kegiatan pembelajaran yang terkait dengan tujuan tingkah laku tersebut, tujuan merupakan tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena itu perlu disusun suatu deskripsi tentang cara mengukur tingkah laku.

b.      Pengembangan Materi pembelajaran
           Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
           Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran
           Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .

c.       Metode Pembelajaran
a.       Ceramah
b.      Dialog Interaktif
c.       Tanya Jawab

d.      Media Pembelajaran
Alat/Media           :  Multimedia, papan tulis
Sumber Belajar   :  - Buku Lks Semester Ganjil
                               - Buku Referensi yang mendukung

e.       Evaluasi
          Evaluasi atau penilaian berarti tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.  Untuk lebih memahami apa  yang dimaksud dengan  evaluasi, maka dapat dikatakan bahwa :
1.      Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Yang dimaksud dengan proses sistematis ialah kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung dan pada akhir program setelah program dianggap selesai.
2.      Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam  hal ini berkaitan dengan perilaku, penampilan, hasil ulangan atau pekerjaan rumah, nilai semester dan sebagainya.
3.      Dalam setiap kegiatan evaluasi, tidak lepas dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Hal ini karena setiap kegiatan penilaian memerlukan suatu criteria tertentu sebagai acuan dalam menentukan batas ketercapaian objek yang dinilai.
Berkaitan dengan bimbingan dan konseling, maka yang dimaksud dengan evaluasi bimbingan  dan konseling adalah  segala upaya, tindakan  atau proses untuk menentukan derajat kualitas  kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada criteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan dan konseling (Juntika, 2005: 57).











Contoh Satlan
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KONSELING


A.  Topik permasalahan/ Bahasan :           Penyesuaian diri dengan lingkungan belajar yang baru
B.  Bidang Bimbingan                         :     Sosial
C.  Jenis layanan                                 :     Layanan Informasi
D.   Fungsi Layanan           :           Pemahaman dan Pencegahan
E.  Sasaran Layanan                            :     Siswa kelas VII
F.  Uraian kegiatan dan materi layanan     :
  1. Berdasarkan penjelasan konselor siswa mengetahui cara menyesuaikan diri  dilingkungan sekolah tentang:
a.       Cara bergaul dengan Guru, teman dan personalia sekolah yang lain
b.      Etika selama perjalanan pulang pergi sekolah
  1. Melaui diskusi siswa mengetahui bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk dapat menjadi remaja yang berakhlaq mulia, berkreasi dan berprestasi
G. Tujuan Layanan                             :
Setelah menyelesaikan kegiatan ini diharapkan siswa mampu:
  1. Bergaul dengan sesama teman, serta dengan seluruh komponen sekolah secara sopan santun dan ramah
2.                  Menjaga prilaku yang baik sebagai siswa SMP selama perjalan pulang pergi sekolah
H. Metode                                          : Ceramah bervariasi, diskusi dan penugasan
I.    Tempat Penyelenggaraan               : Ruang kelas VII
J.    Waktu/Hari/ Tanggal/ Semester      : 2 Jam...................................
K. Penyelenggara                                : Konselor / Guru pembimbing
L.   Pihak yang diikut sertakan                         :
M. Alat dan Perlengkapan yang digunakan : Laptop, Infokus, Kertas folio untuk tugas siswa
N. Rencana Penialaian dan tindak lanjut:
a.   Penilaian Proses :
      1. Pemahaman Siswa terhadap materi yang disampaikan
b.    Penilaian Hasil :
1. Kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan yang dijalankan
        c.  Tindak Lanjut :
1.      Bekerja sama dengan seluruh komponen sekolah yang terkait untuk memantau sikap/ prilaku siswa sehari-hari.
2.      Bagi siswa yang belum mampu menyesuaikan diri disekolah dan belum bisa memanfaatkan sarana  prasarana yang ada, akan diberikan layanan yang berfungsi sebagai penyembuhan.
O. Keterkaitan layanan ini dengan layanan pendukung:
1.      Observasi Perkembangan cara bergaul siswa di sekolah.
2.      Sosiometri
3.      Data Prestasi Akademik
                       



Mengetahui :              
Kepala SMP/MTs..............





...................................
...................................
...................................


...................................
...................................







BAB III
                                                         PENUTUP       

A.  KESIMPULAN
Dari pokok bahasan yang di atas yang meliputi Pengertian RPP/Satlan, prinsip pengembangan RPP / Satlan dan penyusunan RPP maka dapat di simpulkan bahwa setiap mahasiswa atau calon guru dan para nantinya wajib membuat RPP atau SATLAN khususnya guru Bimbingan dan Konseling sebagai acuan untuk mengajar di kelas.
Sebenarnya tujuan dari RRP atau SATLAN ini memberikan kemudahan bagi para guru untuk melakukan pengajaran dan memberikan materi yang sudah tersusun rapi dan sistemamtis dalam RPP atau SATLAN itulah tujuannya yang sebenarnya.













DAFTAR PUSTAKA


Dra. Yuline, M.Pd, & Dra. Indri Astuti, M.pd. 2008. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Universitas Tanjung Pura pontianak.
Oktareza, Frans Dwi. 2011. Pengertian Evaluasi BK. Diunduh darihttp://www.pengertiandefinisi.com/2011/12/pengertian-evaluasi.html pada tanggal 9 Maret 2012.