BAB II
PEMBAHASAN
KONSELOR DALAM
KONSELING
Konselor dan peneliti
berpendapat bahwa kepribadian seseorang merupakan faktor yang paling penting dalam konseling.
Kepribadian konselor merupakan titik tumpu yang berfungsi sebagai penyeimbang
antara pengetahuan mengenai dinamika perilaku dan keterampilan terapeuik.
1.
KUALITAS KONSELOR
Pembahasan mengenai
kualitas konselor mencakup alasan
pentingnya kualitas itu bagi konseling.
1.
Pengetahuan
mengenai diri sendiri ( self-knowledge )
Pengetahuan
diri sendiri mempunyai makna bahwa konselor mengetahui secara baik tentang
dirinya, apa yang dilakukan, mengapa
melakukan itu, masalah yang dihadapi, dan masalah klien yang terkait dengan
konseling.
Kualitas konselor
yang tinggi tingkat pengetahuannya terhadap diri sendiri, menunjukan
karakteristik sebagai berikut :
a.
Menyadari kebutuhannya sebagai konselor
Harus mengenal bahwa mereka menyadari akan kebutuhan
yang harus dicapai, seperti merasa penting, merasa dibutuhkan, memiliki
kelebihan, terkendalli, memiliki kekuasaan, dan tegas.
b.
Menyadari perasaannya
Perasaan terluka, takut, marah, bersalah, mencintai,
atau sex, menjadi bagian dari respon setiap konselor dalam konseling.
c.
Menyadari apa yag memebuat cemas selama konseling,
dan cara yang harus dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
Dalam konseling sering terjadi adanya pertanyaan
atau serangan terhadap konselor, yang dapat menimbulkan kecemasan seperti
pertannyaan yang berkaitan dengan pengetahuan, seksualitas, moral, dan
nilai-nilai lainnya.
d.
Menyadari kelebihan dan kekurangan diri.
Kesadaran akan kelebihan dan kekurangan diri, akan
membantu konselor dalam mengefektifkan hubungan konseling.
2.
Kompetensi (competence )
Kompetensi mempunyai makna sebagai kualitas fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk
membantu klien.
3.
Kesehatan
psikologis yang baik
Seorang konselor harus
menjadi model kondisi kesehatan psikologis yang baik bagi kliennya.
4.
Dapat dipercaya
(trustwortness)
Dapat dipercaya, mempunyai makna bahwa konselor
bukan sebagai satu ancaman bagi klien dalam konseling, akan tetapi sebagai
pihak yang akan memberikan rasa aman.
5.
Kejujuran (Honest)
Kejujuran yang mutlak mempunyai makna bahwa seorang
konselor harus terbuka , otentik, dan sejati dalam penampilannya.
6.
Kekuatan atau
daya (Strength)
Keberanian konselor untuk melakukan apa yang
dikatakan oleh dirinya yang paling dalam, dapat membantu konselor
dalamkeseluruhan konseling.
7.
Kehangatan (warmth)
Kehangatan mempunyai makna sebagai suatu kondisi
yang mampu menjadi pihak yang ramah, peduli, dan dapat menghibur orang lain.
8.
Pendengaran yang
aktif (Active Responsiveness )
Konselor secara dinamis terlibat dengan peroses
seluruh konseling. Menjadi pendengar yang aktif merupakan penengah antara
prilaku hiperaktif yang mengganggu dengan prilaku pasif dan kebingungan.
9.
Kesabaran
Dalam konseling, konselor dapat membiarkan
situasi-situasi berkembang secara alami, tanpa memasukan gagasan-gagasan
pribadi, perasaan, atau nilai-nilai secara prematur.
10. Kepekan (Sensitivity
)
Kepekaan mempunyai makna bahwa konselor sadar akan
kehalusan dinamika yang timbul dalam diri klien dan konselor sendiri. Kepekaan
diri konselor sangat penting dalam konseling, karena hal itu akan memberikan
rasa aman bagi klien dan klien akan lebih percaya diri manakala berkonsultasi
dengan konselor yang memiliki kepekaan.
11. Kebebasan
Konselor yang memiliki kebebasan mampu memberikan
pengaruh secara signifikan dalam kehidupan klien, sambil meninggalkan kebebasan klien untuk menolak
pengaruh itu.
12. Kesadaran holistik atau utuh
Pendekatan holistik dalam konseling mempunyai makna
bahwa konselor menyadari keseluruhan orang (klien) dan tidak mendekatinya hanya
dengan meneropong dari satu aspek tertentu saja.
2.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH KONSELOR PEMULA
Beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh konselor pemula agar dapat berkembang menjadi konselor yang memiliki
kompetensi antara lain:
1.
Kesehatan psikologis
Seperti telah dikemukan di muka, kesehatan
psikologis konselor mempunyai peranan penting bagi keaktifan konselor.
2.
Merugikan klien
Koselor pemula sering merasa khawatir apabila
konseling dapat merugikan klien.
3.
Tanggung jawab konselor
Sesungguhnya konselor bertanggung jawab terhadap
peroses dan hasil konseling, akan tetapi hal-hal yang terjadi diluar konseling
bukan menjadi tanggung jawab sepenuhnya.
4.
Kepedulian dan penerimaan
Kepedulian dan penerimaan tanpa pamrih merupakan hal
yang harus dikembangkan oleh konselor dalam konseling.
5.
Kurang pengalaman
Pengalaman dalam melaksankan konseling, merupakan
hal yang sangat menunjang bagi keefektifan kinerja konselor dalam konseling.
6.
Kegagalan
Konselor pemula sering menghawatirkan akan kegagalan
konseling yang di lakukannya.
7.
Kesulitan tersembunyi
Ada sejumlah kesulitan tersembunyi dalam konseling
yang disadari oleh semua konselor, terutama konselor pemula, antara lain :
a.
Berusaha terlalu
banyak dan terlalu dini
b.
Lebih banyak mengajar
dari pada menciptakan hubungan
c.
Penerimaan yang
berlebihan.
d.
Menampilkan
masalah konseling kepada yang tidak berpengalaman.
e.
Kecendrungan
untuk menampilkan “kepribadian konseling”
f.
Merenungkan
setelah sesi yang sulit.
3.
Kearifan Sebagai Satu Kualitas Kepribadian Konselor
1.
Pengertian
kearifan.
kearifan dapat di definisikan sebagai satu
perangkat ciri-ciri kognitif dan afektif tertentu, yang secara langsung terkait
pada kepemilikan dan perkembangan keterampilan dan pemahan hidup yang diperlukan untuk kehidupan yang baik,
pemenuhan penyesuaian yang efektif, dan tilikan kepada hakikat diri, orang lain
lingkungan dan intraksi antar pribadi.
2.
Kearifan
Dibedakan dari Kecerdasan
Perbandingan ini di maksudkan untuk menunjukan bahwa
kearifan mungkin merupakan asfek yang vital dari pada kecerdasan dalam konseling
efektif.