Minggu, 03 Februari 2013



BAB II
PEMBAHASAN
KONSELOR DALAM KONSELING

Konselor dan peneliti berpendapat bahwa kepribadian seseorang merupakan faktor  yang paling penting dalam konseling. Kepribadian konselor merupakan titik tumpu yang berfungsi sebagai penyeimbang antara pengetahuan mengenai dinamika perilaku dan keterampilan terapeuik.
1.      KUALITAS KONSELOR
Pembahasan mengenai  kualitas konselor  mencakup alasan pentingnya kualitas itu bagi konseling.
1.      Pengetahuan mengenai diri sendiri ( self-knowledge )
Pengetahuan diri sendiri mempunyai makna bahwa konselor mengetahui secara baik tentang dirinya, apa yang dilakukan,  mengapa melakukan itu, masalah yang dihadapi, dan masalah klien yang terkait dengan konseling.

Kualitas konselor  yang tinggi tingkat pengetahuannya terhadap diri sendiri, menunjukan karakteristik sebagai berikut :
a.    Menyadari kebutuhannya sebagai konselor
Harus mengenal bahwa mereka menyadari akan kebutuhan yang harus dicapai, seperti merasa penting, merasa dibutuhkan, memiliki kelebihan, terkendalli, memiliki kekuasaan, dan tegas.
b.    Menyadari perasaannya
Perasaan terluka, takut, marah, bersalah, mencintai, atau sex, menjadi bagian dari respon setiap konselor dalam konseling.
c.    Menyadari apa yag memebuat cemas selama konseling, dan cara yang harus dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
Dalam konseling sering terjadi adanya pertanyaan atau serangan terhadap konselor, yang dapat menimbulkan kecemasan seperti pertannyaan yang berkaitan dengan pengetahuan, seksualitas, moral, dan nilai-nilai lainnya.
d.    Menyadari kelebihan dan kekurangan diri.
Kesadaran akan kelebihan dan kekurangan diri, akan membantu konselor dalam mengefektifkan hubungan konseling.

2.      Kompetensi (competence )
Kompetensi mempunyai makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu klien.
3.      Kesehatan psikologis yang baik
Seorang konselor harus menjadi model kondisi kesehatan psikologis yang baik bagi kliennya.
4.      Dapat dipercaya (trustwortness)
Dapat dipercaya, mempunyai makna bahwa konselor bukan sebagai satu ancaman bagi klien dalam konseling, akan tetapi sebagai pihak yang akan memberikan rasa aman.
5.      Kejujuran (Honest)
Kejujuran yang mutlak mempunyai makna  bahwa seorang  konselor harus terbuka , otentik, dan sejati dalam penampilannya.
6.      Kekuatan atau daya (Strength)
Keberanian konselor untuk melakukan apa yang dikatakan oleh dirinya yang paling dalam, dapat membantu konselor dalamkeseluruhan konseling.
7.      Kehangatan (warmth)
Kehangatan mempunyai makna sebagai suatu kondisi yang mampu menjadi pihak yang ramah, peduli, dan dapat menghibur orang lain.
8.      Pendengaran yang aktif (Active Responsiveness )
Konselor secara dinamis terlibat dengan peroses seluruh konseling. Menjadi pendengar yang aktif merupakan penengah antara prilaku hiperaktif yang mengganggu dengan prilaku pasif dan kebingungan.
9.      Kesabaran
Dalam konseling, konselor dapat membiarkan situasi-situasi berkembang secara alami, tanpa memasukan gagasan-gagasan pribadi, perasaan, atau nilai-nilai secara prematur.
10.  Kepekan (Sensitivity )
Kepekaan mempunyai makna bahwa konselor sadar akan kehalusan dinamika yang timbul dalam diri klien dan konselor sendiri. Kepekaan diri konselor sangat penting dalam konseling, karena hal itu akan memberikan rasa aman bagi klien dan klien akan lebih percaya diri manakala berkonsultasi dengan konselor yang memiliki kepekaan.

11.  Kebebasan
Konselor yang memiliki kebebasan mampu memberikan pengaruh secara signifikan dalam kehidupan klien, sambil  meninggalkan kebebasan klien untuk menolak pengaruh itu.
12.  Kesadaran holistik atau utuh
Pendekatan holistik dalam konseling mempunyai makna bahwa konselor menyadari keseluruhan orang (klien) dan tidak mendekatinya hanya dengan meneropong dari satu aspek tertentu saja.

2.      HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH KONSELOR PEMULA
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh konselor pemula agar dapat berkembang menjadi konselor yang memiliki kompetensi antara lain:
1.         Kesehatan psikologis
Seperti telah dikemukan di muka, kesehatan psikologis konselor mempunyai peranan penting bagi keaktifan konselor.
2.         Merugikan klien
Koselor pemula sering merasa khawatir apabila konseling dapat merugikan klien.
3.         Tanggung jawab konselor
Sesungguhnya konselor bertanggung jawab terhadap peroses dan hasil konseling, akan tetapi hal-hal yang terjadi diluar konseling bukan menjadi tanggung jawab sepenuhnya.
4.         Kepedulian dan penerimaan
Kepedulian dan penerimaan tanpa pamrih merupakan hal yang harus dikembangkan oleh konselor dalam konseling.
5.         Kurang pengalaman
Pengalaman dalam melaksankan konseling, merupakan hal yang sangat menunjang bagi keefektifan kinerja konselor dalam konseling.
6.         Kegagalan
Konselor pemula sering menghawatirkan akan kegagalan konseling yang di lakukannya.
7.         Kesulitan tersembunyi
Ada sejumlah kesulitan tersembunyi dalam konseling yang disadari oleh semua konselor, terutama konselor pemula, antara lain :
a.       Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini
b.      Lebih banyak mengajar dari pada menciptakan hubungan
c.       Penerimaan yang berlebihan.
d.      Menampilkan masalah konseling kepada yang tidak berpengalaman.
e.       Kecendrungan untuk menampilkan “kepribadian konseling”
f.       Merenungkan setelah sesi yang sulit.
3.      Kearifan Sebagai Satu Kualitas Kepribadian Konselor
1.      Pengertian kearifan.
      kearifan dapat di definisikan sebagai satu perangkat ciri-ciri kognitif dan afektif tertentu, yang secara langsung terkait pada kepemilikan dan perkembangan keterampilan dan pemahan hidup  yang diperlukan untuk kehidupan yang baik, pemenuhan penyesuaian yang efektif, dan tilikan kepada hakikat diri, orang lain lingkungan dan intraksi antar pribadi.
2.      Kearifan Dibedakan dari Kecerdasan
Perbandingan ini di maksudkan untuk menunjukan bahwa kearifan mungkin merupakan asfek yang vital dari pada kecerdasan dalam konseling efektif.